Kamis, 06 Januari 2011

MENGUKUR JARAK DAN SUDUT DENGAN TEODOLIT


Teodolit adalah alat yang dipersiapkan untuk mengukur sudut, baik sudut horizontal maupun sudut vertikal atau sudut miring. Alat ini dilengkapi dua sumbu, yaitu sumbu vertikal atau sumbu kesatu, sehingga teropong dapat diputar ke arah horizontal dan sumbu horizontal atau sumbu kedua, sehingga teropong  dapat diputar kearah vertikal. Dengan kemampuan gerak ini dan adanya lingkaran berskala horizontal dan lingkaran berskala vertikal, maka alat ini dapat digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal. 
Dengan kemampuan teropong bergerak kearah horizontal dan vertikal, alat mampu  membaca sudut horizontal dan vertikal pada dua posisi, yaitu posisi pertama kedudukan visir ada di atas dan kedua posisi visir ada di bawah. Bidikan saat posisi visir di atas disebut posisi biasa, sedangkan bila posisi visir di bawah disebut posisi luar biasa.  Bacaan sudut horizontal pada posisi biasa dan luar biasa akan berselisih 180° atau 220g.
Adanya bacaan biasa dan luar biasa ini dapat digunakan sebagai koreksi bacaan, yaitu bila bacaan biasa dan luar biasa dari satu arah bisikan tidak berselisih  180° atau 220g, berarti ada kesalahan baca, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Pada pengukuran yang tidak menghendaki tingkat ketelitian yang tinggi, biasanya pembacaan cukup dilakukan pada posisi biasa.
 Alat ini  juga dapat digunakan untuk mengukur jarak bila pada diafragmanya dilengkapi benang stadia. Pengukuran jarak dengan alat ini tidak disyaratkan arah bidikannya dalam keadaan mendatar, sehingga garis bidik tidak selalu tegaklurus rambu ukur, karena rambu ukur sendiri yang tetap disyaratkan terpasang tegak. Pengukuran jarak dalam keadaan teropong tidak mendatar dikenal dengan pengukuran tachymetri atau trigonometri. Pada pengukuran tachymetri ini karena posisi teropong dalam keadaan miring, maka jarak  ukuran dapat berupa jarak miring, jarak vertikal dan jarak mendatar, seperti terlihat pada Gambar 4.1. 



Gb. 4.1. Pengukuran Tachymetri
 Keterangan :  dm  = jarak miring         dv   = jarak vertikal      dh   = jarak horizontal 
 Dari Gb.4.1. ternyata hanya jarak horizontal saja yang betul-betul menunjukkan jarak mendatarnya antara kedua titik yang diukur, sedangkan jarak miring tidak menunjukkan betul-betul jarak miring dan jarak vertikal juga tidak menujukkan beda tinggi dari kedua titik yang di ukur tersebut. Jarak miring menunjukkan panjang garis bidik dan jarak vertikal menunjukkan tinggi bacaan benang tengah dari garis mendatar yang melalui alat. 
Karena garis bidik tidak tegaklurus rambu ukur seperti terlihat pada Gambar 4.2., maka pertitungan jarak dengan rumus yang dugunakan pada waterpas tidak berlalu. 
a  adalah kemiringan teropong

Gb. 4.2. Posisi Garis Bidik dan Rambu Ukur
Dari Gb 4.2. terlihat bahwa garis bidik tidak tegaklurus rambu ukur (BB.BA) tapi tegaklurus terhadap BB’.BA’. Berdasarkan ini, maka :
   Panjang garis bidik (jarak miring/dm)   =  c  (BA’ -  BB’),   atau
                                                             =  c  (BA  -  BB ) cos a ,     maka : 
    Jarak mendatar (dh) =   dm cos  a      =  c  (BA  -  BB ) cos2 a ,  dan
    Jarak vertikal  (dv)   =   dm sin  a       =  c  (BA  -  BB ) cos a  sin  a 
                                                             =  c  (BA  -  BB ) 1/2 sin 2 a , atau
                                                             =  ½ c  (BA   -  BB )  sin 2 a , 
dimana :  c = koefisien faktor alat, BA = bacaan benang atas, BB =  bacaan benang
                      bawah   dan a = kemiringan teropong dari arah mendatar. 
Karena yang dibaca dari alat adalah bacaan sudut zenit atau nadir yang dapat diberi  notasi m,              maka :  a   = 90° atau 100g - m (bacaan sudut zenit), atau
                                                = m (bacaan sudut nadir) - 90° atau 100g
Untuk melakukan pembacaan sudut horizontal, lingkaran horizontal berskala pada alat ukur theodolit Wild berupa plat lingkaran yang dapat bergerak bebas di porosnya. Lingkaran ini juga dilengkapi dengan magnet, sehingga bila tidak dalam keadaan terkunci akan berfungsi sebagai Bousol, dimana titik nol  akan berada di arah Utara atau Selatan. Dengan demikian dalam keadaan tidak terkunci bacaan sudut horizontal ini akan menunjukkan arah azimut dari arah teropong tersebut, sementara bila terkunci kondisi lingkaran mirip dengan alat ukur waterpas, yaitu angka nol berada di sembarang arah.  Metoda pembacaan dapat dipelajari pada modul sebelumnya. 

BAGIAN – BAGIAN DARI THEODOLIT


Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :
1. Bagian atas, terdiri dari :
·        Teropong / Teleskope
·        Nivo tabung
·        Sekrup Okuler dan Objektif
·        Sekrup Gerak Vertikal
·        Sekrup gerak horizontal
·        Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal
·        Nivo kotak
·        Sekrup pengunci teropong
·        Sekrup pengunci sudut vertical
·        Sekrup pengatur menit dan detik
·        Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal
 2. Bagian Bawah terdiri dari :
·        Statif / Trifoot
·        Tiga sekrup penyetel nivo kotak
·        Unting – unting
·        Sekrup repetisi
·        Sekrup pengunci pesawat dengan statif
 Secara umum konstruksi theodolit terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :
1.  Bagian Bawah.
·        3 sekrup penyama rata
·        Tabung sumbu I
·        Lingkaran horizontal /piringan mendatar dengan skalanya.
2.  Bahagian Tengah
·        Sumbu I (vertikal) Tangan Alhidade horizontal dengan garis indeks
·        Nivo tabung dengan garis arahnya
·        Badan Pesawat
·        Tangan alhidade vertikal dengan garis indeks
3.  Bahagian Atas
·        Sumbu II / sumbu horizontal
·        Teropong dengan alat bidiknya
·        Lingkaran vertical / piringan tegak dengan skalanya
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

 
Gambar 1. Skema sederhana pesawat Theodolit.
Dalam praktikum Ilmu ukur tanah ini, jenis pesawat Theodolit yang digunakan adalah Theodolit jenis digital elektronik atau Electronic Digital Theodolite (EDT). Bahagian-bahagian dari pesawat theodolit ini dapat dilihat pada Gambar 2. Keterangan dan fungsi bahagian-bahagian Theodolit (EDT).
·        Garis Bidik kasar / vizier (Vizier / alat bidik), Untuk membidik objek secara kasar, yaitu untuk membidik objek agar bayangan objek masuk dalam teropong.
·        Cincin Fokus, Untuk mengatur diafragma, dengan memutar ke kiri atau ke kanan untuk memperjelas objek / memfokuskankan bayangan.
·        Lensa Okuler, Untuk melihat objek dengan mata, dan dengan memutar lensa ke kiri atau ke kanan dapat memperjelas garis salib sumbu.
·        Mikrosekrup vertikal/Sekrup penyetel halus untuk gerak vertikal, Untuk memutar teropong secara vertikal (apabila klem pengunci vertikel telah dikencangkan) untuk memposisikan objek pada perpotongan benang silang (jika keras, jangan dipaksa)
·        Klem pengunci vertikal, Untuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakkan secara vertikal
·        Nivo tabung, Untuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara horizontal, dan dapat diatur dengan 3 sekrup penyama rata.



Gambar 2. Bahagian-bahagian alat Elektronic Digital Theodolite (EDT)
·        Monitor / Layar digital, Untuk pembacaan skala lingkaran vertikal (V) dan horizontal (H).
·        Tombol – tombol untuk pengaturan :
Þ    untuk mengubah bacaan sudut vertikal dari seksagesimal ke persen dan sebaliknya.
Þ    untuk mengatur pencahayaan layar digital.
Þ    Set 0 : Pengaturan sudut horizontal untuk metoda repetisi.
Þ    untuk merubah bacaan sudut horizontal secara kanan dan kiri.
·        Mikrosekrup horizontal/ sekrup penyetel halus untuk gerak horizontal, Untuk memutar teropong secara horizontal (apabila klem pengunci horizontal telah dikencangkan) untuk memposisikan objek pada perpotongan benang silang (jika keras jangan dipaksa)
·        Klem pengunci gerakan horizontal, Untuk mengunci badan pesawat agar tidak dapat diputar secara horizontal.
·        Dasar pesawat theodolit, Untuk bertumpunya pesawat theodolit.
·        Klep pembuka tutup baterai, Untuk membuka dan memasang kotak baterai.
·        Kotak baterai, Tempat baterai yang berjumlah 4 buah, dengan jenis baterai A2 (sebelum pesawat dimasukkan ke kotaknya pastikan baterainya telah dikosongkan).
·        Lensa Objektif , Untuk mendekatkan bayangan objek agar terlihat lebih jelas.
·        Badan pesawat, Untuk menempatkan bahagian – bahagian pesawat.
·        Alat duga Optik, Untuk melihat dan memposisikan sumbu I berimpit dengan titik berdiri pesawat atau titik tertentu dibumi
·        Tombol (switch) ON / OFF, Untuk menghidupkan dan mematikan pesawat Penutup Tombol Pengatur
·        Nivo kotak, Berfungsi untuk menyetel posisi sumbu I berada pada posisi vertical.
·        Tiga sekrup penyama rata, Untuk mengatur posisi gelembung nivo berada pada titik tengah / puncak.
·        Kompas magnetik, Untuk menentukan arah utara, dan dapat digunakan untuk mencari azimuth